Jumat, 30 Desember 2011

Petir


Petir
Selain contoh di atas, kejadian petir juga merupakan suatu gejala listrik statis.
PetirAwan hitam yang bergerak dan bergesekan dengan udara akan menyebabkan awan tersebut bermuatan listrik. Biasanya peristiwa ini terjadi pada musim penghujan. Apabila awan melewati gedung yang tinggi, muatan negatif di dasar awan akan menginduksi bangunan gedung hingga muatan positif bergerak ke atas terkumpul di puncak gedung. Adapun, muatan negatif ditolak ke dasar gedung. Perbedaan jenis muatan antara awan dengan puncak gedung menyebabkan medan listrik. Apabila muatan pada awan bertambah, gayaelektrostatis akan memaksa muatan negatif meloncat secara tiba-tiba
dari dasar awan ke puncak gedung yang disertai dengan bunga api listrik. Apabila hal itu terjadi, maka dikatakan gedung tersambar petir. Pelepasan muatan listrik secara tiba-tiba menghasilkan bunga api listrik yang disebut petir. Loncatan muatan melalui udara menghasilkan cahaya sangat kuat dan panas yang menyebabkan udara memuai mendadak. Pemuaian udara yang mendadak menghasilkan bunyi ledakan menggelegar yang disebut guntur.
Peristiwa ini dapat terjadi juga antara satu awan dengan awan lain, maupun awan dengan benda lain di bumi.
Untuk menghidari sambaran petir, maka pada bangunan-bangunan gedung tinggi dilengkapi dengan peangkal petir. Penangkal petir biasanya menggunakan logam runcing yang diletakkan di atas gedung yang dihubungkan dengan lempeng logam yang ditanam di dalam tanah. Cara kerja penangkal petir didasarkan pada dua cara, yaitu:
  1. penangkal petirLoncatan elektron dari awan mengalir melalui penangkal petir dan masuk ke dalam tanah. Bumi merupakan penampung elektron sampai jumlah tak terbatas.
  2. Ujung penangkal petir yang runcing memudhkan perpindahan muatan listrik, jika muatan positif yang berkumpul di logam runcing mengalir ke awan, maka muatan listrik induksi akan berkurang dan awan menjadi semakin netral, sehingga kemungkinan sambaran petir menjadi semakin kecil.

0 komentar:

Posting Komentar